2013-08-21

Kerinduan

Wahai ombak di lautan
Wahai rerumputan di tanah lapang
Sampai kapan kau terus berlaku seperti itu
Sampai kapan kau begitu rela dipermainkan

Mungkin kau dendam
Mungkin kau benci
Mengapa tak kau lari?
Atau mungkin mencoba mengkonfrontasi?

Saya benci
Saya sepi
Tolong izinkan saya menemuimu
Dan, mempermainkan setiap bujur dan lintang dirimu
Aku rindu kalian

2013-07-22

Dialog 2

'Wahai anak muda, kenapa kau selalu mengambil kotak yang berwarna-warni itu ketimbang kotak yang berwarna putih itu?'

'Tidak paman.  Aku hanya ingin mengambil yang itu. Aku sudah tau apa yang ada di dalamnya. Aku sudah dapat merasakan wangi isi di dalamnya walaupun aku belum membukanya. Aku pun dapat merasakan kegembiraan bahkan kesedihan yang sama setiap kali aku membukanya.' 

'Tapi, coba kau tengok kotak itu. Warnanya putih, bersih, dan kemungkinan di dalamnya sebersih kulit luarnya. Bahkan, besar kemungkinannya belum ada apapun di sana.'

'Jika benar di sana masih kosong, aku malas untuk mengisinya paman. Aku enggan mengulangi proses seperti aku mengambil kotak itu, dahulu kala. Aku enggan mengisinya dengan kebahagiaan. Aku enggan menuangkan kesedihan. Atau bahkan, aku enggan menyelimutinya dengan hangatnya kasih sayang. Walaupun, pada akhirnya aku juga memberikan sedikit kebencian di dalamnya.'

'Kenapa kau begitu bersikeras, Nak? Kau bahkan takkan pernah tahu apa yang akan terjadi jika kau membuka kotak putih itu.'

'Aku tidak akan membuka kotak itu paman. Kotak ini adalah kotak yang terbaik.'

'Terbaik? Hahaha. Bagaimana bisa kau sebut itu yang terbaik apabila kau belum membuka kotak putih itu?'

'Tidak, paman. Ini yang terbaik. Karena, kotak ini adalah kotak kenangan. Kotak dengan sejuta kenangan akan seseorang. Dan kotak itu bernama cinta.'

'Cinta? Hahaha. Aku pikir kau begitu pandai. Ternyata kau hanya seorang yang sangat naif. Lebih lama kau membuka kotak cintamu itu, kau akan mati. Mati tersedot oleh kotakmu sendiri.'

'Biarlah paman. Lebih baik aku mati seperti ini, daripada aku harus merasakan kebahagiaan lain melalui kotak yang paman tawarkan kepadaku.'

2013-06-24

Untukmu, Wanita Kesayanganku

Ini bukanlah sebuah petisi
Ini juga bukan tatanan kalimat indah

Apapun latar belakangmu
Apapun masa lalumu
Apapun peristiwa yang telah menimpamu

Aku tak peduli

Aku hidup untuk masa depan
Kita hidup untuk masa depan

Aku menggunakan kata kita, hanya karena aku ingin melebur bersamamu

Mencoba merengkuh masa indah
Merasakan getirnya napas
Melawan cercaan nyinyir adat ketimuran. 

2013-06-16

Senja Sunyi

Matahari, aku kesepian
Aku butuh cercahanmu
Seakan enggan, kau tersenyum
Tapi, untuk apa kau tersenyum saat ini?
Atau, untuk siapa?

Aku sudah tak dapat lagi melihatnya
Kau telah larut
Kau telah tenggelam
Kau menyembunyikan

Aku tak pernah butuh apapun darimu
Pelukan kehangatanmu pun tidak
Muncul di hadapan ku, tolong
Terangi hari-hariku
Aku bosan melihat kegelapan

Aku ingin cahaya
Bukan sebuah kepalsuan refleksimu di malam hari


Sebuah catatan tentang kepura-puraan. Atau bahkan, sebuah perasaan yang terpungkiri.

2013-06-12

Wanita Di Ujung Sana

Tolong berhenti. 
Sebuah bajaj butut, nan renta. 
Mencoba berkeliaran dalam penat ibukota. 

Ah, sudahlah. 
Ini semakin meracau. 
Otakku meracau mencoba meraba. 
Persepsi dan norma menjadi tak berguna. 

Wahai wanita di ujung sana. 
Namamu mengisyaratkan keindahan. 
Entah, apa artinya. 
Tapi, aku menyukai kenaifan otak dan perilakuku. 

Tengoklah. 
Sampaikan salam perkenalan. 
Mungkin akan tersongsong ceria.

2013-04-25

Dialog

'Hei anak muda, aku terheran dengan kau yang berbelok kembali ke jalan yang kau sudah pernah lalui. Bahkan kau juga tau, ada bermacam halang rintang di sana. Mulai dari binatang buas, hingga cuaca dan alam yang tidak bersahabat.'

'Karena aku menikmatinya. Aku menikmati setiap inchi dari jalan tersebut. Ribuan halng rintang, jutaan mara bahaya yang ada. Aku menyenanginya. Bahkan jika aku sudah menemukan jalan terbaik ke arah pulangku, aku akan sangat bersedia untuk melewati jalan itu beribu-ribu kali.'

'Tapi, apakah kau juga mau menjadikan jalan itu menjadi jalan menuju rumahmu?'

''Kalau itu mungkin, aku akan. Agar aku dapat merasakan petualangan setiap harinya. Merasakan ancaman setiap harinya. Dan menjadikan hatiku menjadi hati terkuat yang pernah ada.'

'Apakah kau sudah gila? Sudah tak ada lagi keindahan di jalan itu. Hutan sudah tergantikan dengan lumpur hidup yang siap menghisapmu ke dasar. Kicauan burung tiada, tersisa auman macan dan suara-suara goib lainnya yang kau bahkan tak tau itu apa. Bagaimana kau bisa pulang dengan selamat?'

'Aku sudah ingat betul setiap inchi jalan itu. Aku juga sudah hapal benar dengan ancaman yang ada. Yaa, walaupun selalu ada ancaman baru yang mencoba untuk datang di setiap harinya, tapi karakteristiknya sama. Dan penangkalnya pun sama.'

'Terserah kau saja, nak muda. Seakan tak pernah ada jalan lain yang lebih indah yang dapat kau lalui untuk menuju rumah. Lebih baik kau pikirkan dengan baik jalan yang kau tempuh, wahai nak muda.'

'Aku akan terus mencoba melewati jalan itu, hingga kutemukan rumahku di ujung jalan sana. Tapi jika tak kutemui, akan kutinggalkan jalan tersebut dan menuju jalan lain yang mempesona.'

2013-04-23

jika ia sebuah cinta…..
ia tidak mendengar…
namun senantiasa bergetar….

jika ia sebuah cinta…..
ia tidak buta..
namun senantiasa melihat dan merasa..

jika ia sebuah cinta…..
ia tidak menyiksa..
namun senantiasa menguji..

jika ia sebuah cinta…..
ia tidak memaksa..
namun senantiasa berusaha..

jika ia sebuah cinta…..
ia tidak cantik..
namun senantiasa menarik..

jika ia sebuah cinta…..
ia tidak datang dengan kata-kata..
namun senantiasa menghampiri dengan hati..

jika ia sebuah cinta…..
ia tidak terucap dengan kata..
namun senantiasa hadir dengan sinar mata..

jika ia sebuah cinta…..
ia tidak hanya berjanji..
namun senantiasa mencoba memenangi..

jika ia sebuah cinta…..
ia mungkin tidak suci..
namun senantiasa tulus..

jika ia sebuah cinta…..
ia tidak hadir karena permintaan..
namun hadir karena ketentuan…

jika ia sebuah cinta…..
ia tidak hadir dengan kekayaan dan kebendaan…
namun hadir karena pengorbanan dan kesetiaan..

http://nonadd.wordpress.com/2011/03/02/apakah-saya-menikah-dengan-orang-yang-tepat/