2013-06-24

Untukmu, Wanita Kesayanganku

Ini bukanlah sebuah petisi
Ini juga bukan tatanan kalimat indah

Apapun latar belakangmu
Apapun masa lalumu
Apapun peristiwa yang telah menimpamu

Aku tak peduli

Aku hidup untuk masa depan
Kita hidup untuk masa depan

Aku menggunakan kata kita, hanya karena aku ingin melebur bersamamu

Mencoba merengkuh masa indah
Merasakan getirnya napas
Melawan cercaan nyinyir adat ketimuran. 

2013-06-16

Senja Sunyi

Matahari, aku kesepian
Aku butuh cercahanmu
Seakan enggan, kau tersenyum
Tapi, untuk apa kau tersenyum saat ini?
Atau, untuk siapa?

Aku sudah tak dapat lagi melihatnya
Kau telah larut
Kau telah tenggelam
Kau menyembunyikan

Aku tak pernah butuh apapun darimu
Pelukan kehangatanmu pun tidak
Muncul di hadapan ku, tolong
Terangi hari-hariku
Aku bosan melihat kegelapan

Aku ingin cahaya
Bukan sebuah kepalsuan refleksimu di malam hari


Sebuah catatan tentang kepura-puraan. Atau bahkan, sebuah perasaan yang terpungkiri.

2013-06-12

Wanita Di Ujung Sana

Tolong berhenti. 
Sebuah bajaj butut, nan renta. 
Mencoba berkeliaran dalam penat ibukota. 

Ah, sudahlah. 
Ini semakin meracau. 
Otakku meracau mencoba meraba. 
Persepsi dan norma menjadi tak berguna. 

Wahai wanita di ujung sana. 
Namamu mengisyaratkan keindahan. 
Entah, apa artinya. 
Tapi, aku menyukai kenaifan otak dan perilakuku. 

Tengoklah. 
Sampaikan salam perkenalan. 
Mungkin akan tersongsong ceria.