2013-04-25

Dialog

'Hei anak muda, aku terheran dengan kau yang berbelok kembali ke jalan yang kau sudah pernah lalui. Bahkan kau juga tau, ada bermacam halang rintang di sana. Mulai dari binatang buas, hingga cuaca dan alam yang tidak bersahabat.'

'Karena aku menikmatinya. Aku menikmati setiap inchi dari jalan tersebut. Ribuan halng rintang, jutaan mara bahaya yang ada. Aku menyenanginya. Bahkan jika aku sudah menemukan jalan terbaik ke arah pulangku, aku akan sangat bersedia untuk melewati jalan itu beribu-ribu kali.'

'Tapi, apakah kau juga mau menjadikan jalan itu menjadi jalan menuju rumahmu?'

''Kalau itu mungkin, aku akan. Agar aku dapat merasakan petualangan setiap harinya. Merasakan ancaman setiap harinya. Dan menjadikan hatiku menjadi hati terkuat yang pernah ada.'

'Apakah kau sudah gila? Sudah tak ada lagi keindahan di jalan itu. Hutan sudah tergantikan dengan lumpur hidup yang siap menghisapmu ke dasar. Kicauan burung tiada, tersisa auman macan dan suara-suara goib lainnya yang kau bahkan tak tau itu apa. Bagaimana kau bisa pulang dengan selamat?'

'Aku sudah ingat betul setiap inchi jalan itu. Aku juga sudah hapal benar dengan ancaman yang ada. Yaa, walaupun selalu ada ancaman baru yang mencoba untuk datang di setiap harinya, tapi karakteristiknya sama. Dan penangkalnya pun sama.'

'Terserah kau saja, nak muda. Seakan tak pernah ada jalan lain yang lebih indah yang dapat kau lalui untuk menuju rumah. Lebih baik kau pikirkan dengan baik jalan yang kau tempuh, wahai nak muda.'

'Aku akan terus mencoba melewati jalan itu, hingga kutemukan rumahku di ujung jalan sana. Tapi jika tak kutemui, akan kutinggalkan jalan tersebut dan menuju jalan lain yang mempesona.'

No comments:

Post a Comment